Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Sulawesi Barat, Ir. H. Parman menjelaskan, kerusakan di beberapa bagian pada perahu sandeq
bantuan pemerintah provinsi tahun 2018 itu lebih disebabkan oleh faktor alam. Bukan karena spek yang tidak memenuhi standar.
Setidaknya, fakta tersebut yang ia temukan saat melihat langsung kondisi sandeq tersebut di Jalan Andi Dai Mamuju, Rabu, 15 Mei 2019. Saat
melihat langsung sandeq itu, Parman turut didampingi Kepala Seksi Sarana dan Prasararana Perikanan Tangkap, Husein Mansyur, S.St.Pi.

Dinas Kelautan dan Perikanan pun sengaja mendatangkan pembuat sandeq dari kabupaten Polman untuk memperbaiki kondisi kapal bantuan
tersebut. Sahid, sang pembuat sandeq pun turut diajak Parman untuk melihat secara langsung kondisi sandeq yang dimaksud.
Menurut Sahid, ada beberapa hal mesti diberi sentuhan untuk membuat sandeq bantuan itu bisa beroperasi seperti sedia kala. Baratang, tambera,
tari’, serta beberapa tali pengikat perlu untuk dilakukan perbaikan. Termasuk beberapa bagian di badan sandeq yang perlu untuk ditambal.
“Saat terjadi banjir beberapa waktu lalu, warga setempat sudah mengingatkan pemilik sandeq agar segera memindahkan
perahunya agar menjauh dari kapal yang ada di sekitarnya. Namun hal ini tidak dihiraukan oleh sang pemilik sehingga terjadilah tubrukan
dengan kapal yang lebih besar,” beber Husein Mansyur menjelaskan penyebab rusaknya bantuan tersebut.
Apa yang disampaikan Husein di atas diharap menjadi penyeimbang informasi yang terlanjur menyebar di ruang publik. Bahwa bantuan tersebut
bukan rusak karena spek yang tak sesuai.
“Ini tentunya menjadi bahan evaluasi kami ke depan. Yang jelas, kami berkomitmen untuk memperbaiki bantuan tersebut. Meski kerusakannya itu
disebabkan oleh faktor alam,” begitu penjelasan Ir. H. Parman. (*)