humasdkp – Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana (IRB) Tahun 2021, Sulawesi Barat termasuk Provinsi paling rawan bencana di Indonesia.

Olehnya itu Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Zudan Arif Fakhrulloh terus mendorong agar dalam dokumen-dokumen perencanaan di Sulawesi Barat memberikan perhatian terhadap perubahan iklim dan ketahanan bencana di Sulawesi Barat.

Senada dengan hal diatas, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Barat, Suyuti Marzuki menyebutkan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan di bawah kepemimpinannya amatlah berperan penting dalam upaya-upaya ketahanan bencana khususnya pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. “Terumbu karang salah salah satu ekosistem pesisir yang sangat penting karena merupakan bagian dari ketahanan bentang alam” beber Suyuti.

Masih Suyuti M, bahwa keberadaan terumbu karang di wilayah pesisir dilihat dari segi mitigasi bencana berfungsi sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan oleh gelombang dan ombak laut. Terumbu karang dapat menjadi pertahanan pertama dari terjangan ombak, badai dan kenaikan muka laut. Selain itu struktur karang berperan sebagai penghalang alami yang mengurangi energi dalam gelombang, sehingga mampu menurunkan dampak Tsunami. Oleh karena itu ekosistem terumbu karang di wilayah perairan kita harus dilindungi.

Dilansir dari bebrapa artikel tterkait, bahwa terumbu karang memainkan peran penting dalam mitigasi bencana alam, terutama dalam hal perlindungan pantai dan menanggulangi dampak badai dan tsunami. Berikut beberapa peran terumbu karang dalam mitigasi bencana:

1. Perlindungan Pantai: Terumbu karang berfungsi sebagai penghalang alami yang melindungi pantai dari gelombang dan abrasi pantai. Struktur kompleks terumbu karang dapat memperkuat pantai dengan menyerap energi gelombang laut dan mengurangi erosi pantai.

2. Pengurangan Gelombang: Terumbu karang dapat meredam energi gelombang laut, mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai. Hal ini membantu dalam mengurangi kerusakan infrastruktur pantai dan pemukiman di sepanjang garis pantai.

3. Penyediaan Habitat: Terumbu karang menyediakan habitat bagi berbagai jenis organisme laut, termasuk ikan-ikan kecil yang hidup di antara struktur karang. Kehadiran ekosistem terumbu karang membantu dalam mempertahankan keanekaragaman hayati dan keberlanjutan ekosistem laut, yang pada gilirannya dapat mengurangi kerentanan terhadap bencana alam.

4. Menahan Tsunami: Meskipun terumbu karang tidak sepenuhnya mampu mencegah terjadinya tsunami, namun mereka dapat membantu meredam kekuatan gelombang tsunami dan melindungi pesisir di belakangnya. Struktur karang yang kompleks dapat memecah gelombang, mengurangi kekuatannya, dan memperlambat arus air, sehingga mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh tsunami.

5. Karbondioksida (CO2) dan Perubahan Iklim: Terumbu karang juga berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Proses ini membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, yang merupakan penyebab pemanasan global dan perubahan iklim.

Dengan demikian, menjaga keberadaan dan kesehatan terumbu karang merupakan bagian penting dari strategi mitigasi bencana alam, terutama di daerah pesisir yang rentan terhadap badai, tsunami, dan erosi pantai. Upaya konservasi dan restorasi terumbu karang perlu diprioritaskan untuk memastikan bahwa manfaat ekologis mereka dapat terus dirasakan dalam upaya mitigasi bencana.
“Kami akan terus mendukung upaya mitigasi bencana di wilayah pesisir antara lain dengan menganggarkan program pemberdayaan masyarakat pesisir sekaligus perbaikan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berupa rehabilitasi terumbu karang di Pulau Karampuang” tutup Suyuti Marzuki. (wrt/qdrs)

By Dinas Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat

Follow by Email
YouTube
Instagram