humasDKP-(25/09/24) – Di bawah cahaya lembut pagi, saat sinar mentari mulai merayap di langit biru yang luas, suasana damai menyelimuti Teluk Mamuju. Ombak yang berbisik lembut seolah mengundang setiap jiwa untuk mendekat dan merasakan kedamaian. Di sinilah, di tepian yang dikelilingi panorama menakjubkan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Barat, Dr. Suyuti M, mendampingi Penjabat Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin, untuk menjalani sebuah pengalaman yang sarat makna: mancing.
Dengan menggunakan KM. Malasuji yang merupakan kapal patroli pengawasan PSDKP DKP Sulbar, Pj. Bahtiar siap untuk menyelami keasyikan memancing. Dari pagi hingga sore hari (Rabu, 25/09/2024) rombongan berencana menjajal beberapa spot mancing yang telah terkenal di kalangan para pemancing lokal. Setiap lokasi dipilih dengan teliti, seakan masing-masing menyimpan rahasia dan keajaiban tersendiri. Rombongan yang terdiri dari Tenaga Ahli Gubernur, Sekretaris Dinas DKP, Kabid PSDKP DKP Sulbar dan jajaran serta sejumlah rekan awak media yang ikut memeriahkan suasana, menciptakan atmosfer hangat dan penuh keceriaan.
Saat kail pertama terjun ke dalam air, wajah Pj. Bahtiar tampak berseri-seri, mencerminkan antusiasme dan kegembiraan yang tak terbendung. Momen demi momen berlalu, dan setiap tawa yang mengalir seakan melukiskan persahabatan yang kokoh. Berbagai jenis ikan silih berganti menghampiri, menjadi saksi bisu dari kebersamaan yang terjalin erat di antara mereka.
Memancing di teluk ini bukan sekadar aktivitas mengisi waktu; ia adalah perjalanan spiritual, sebuah refleksi dari kecintaan terhadap alam. Dr. Suyuti M, yang penuh dengan pengetahuan tentang kelautan, sering kali berbagi cerita tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam merawat sumber daya yang melimpah. Kata-katanya mengalir lembut, seakan angin yang membawa pesan harapan.
Di tengah kesibukan dan keseruan memancing, para awak media pun tidak kalah bersemangat. Mereka dengan lincah mengabadikan setiap momen, dan interaksi yang terjadi. Kamera mereka menjadi jendela yang menghubungkan dunia luar dengan keindahan yang tengah berlangsung, merekam kisah yang kelak akan diceritakan kepada generasi mendatang.
Teluk Mamuju di mata Pj. Bahtiar Bahtiar Baharuddin
“Saya benar-benar terpesona dengan banyaknya spot mancing yang dapat kita temui di Teluk Mamuju. Setiap lokasi menawarkan pengalaman unik, dan potensi ini sangat luar biasa,” ujarnya, dengan nada bersemangat. Ia melanjutkan, “Teluk ini bukan hanya sekadar tempat memancing, tetapi juga sebuah ekosistem yang kaya akan keindahan dan keragaman hayati.”
Dalam pandangannya, kegiatan memancing bukan hanya sekadar hobi, melainkan sebuah jendela untuk mengenal lebih dekat dengan laut dan pelajaran penting tentang pelestarian alam. “Sebagai pejabat, tugas saya dan jajaran adalah menggiatkan upaya pelestarian perairan. Kami ingin memastikan bahwa keindahan ini tidak hanya dinikmati saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” tegasnya.
Ia menggarisbawahi pentingnya menambah jumlah karang buatan di perairan tersebut. “Karang buatan akan berfungsi sebagai tempat tinggal bagi berbagai jenis ikan dan organisme laut lainnya. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan kualitas spot memancing,” jelasnya, dengan keyakinan yang kuat.
Lebih jauh, Pj. Bahtiar mengungkapkan impian besar untuk menjadikan Teluk Mamuju sebagai destinasi wisata mancing yang terkemuka. “Kita memiliki potensi yang sangat besar. Jika dikelola dengan baik, Teluk Mamuju bisa menjadi magnet bagi para pemancing, baik lokal maupun internasional,” katanya. Ia membayangkan keramaian pengunjung yang datang tidak hanya untuk memancing, tetapi juga menikmati keindahan alam dan budaya yang ditawarkan oleh Sulawesi Barat.
Sambil memandang ke kejauhan, di mana langit dan laut berpadu dalam nuansa jingga yang memukau, Pj. Bahtiar mengajak semua pihak untuk berkolaborasi. “Kami membutuhkan dukungan dari masyarakat, para pemangku kepentingan, dan komunitas pemancing untuk mewujudkan visi ini. Kerjasama yang solid akan membawa kita menuju keberhasilan,” ujarnya dengan penuh harapan.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan dan kesadaran lingkungan. “Kami akan mengadakan berbagai program edukasi tentang pelestarian laut dan perikanan berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, kita dapat bersama-sama menjaga dan merawat warisan alam ini,” imbuhnya.
Dengan semangat yang menyala-nyala, Pj. Bahtiar mengakhiri wawancara. “Mari kita bersama-sama menjadikan Teluk Mamuju bukan hanya sebagai tempat mancing, tetapi juga sebagai simbol cinta kita terhadap alam. Setiap kail yang kita lemparkan adalah harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi laut kita,” tutupnya, menggambarkan komitmen dan visi yang akan terus ia perjuangkan.
Keindahan Teluk Mamuju tidak hanya terletak pada panorama alamnya, tetapi juga pada tekad pemimpin dan masyarakatnya untuk merawat serta melestarikannya. Dengan langkah pasti, masa depan yang cerah menanti di cakrawala.
Dr. Suyuti M, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Dalam wawancara singkat, Dr. Suyuti menyampaikan kegembiraannya. “Hari ini adalah momen yang sangat berharga. Kami telah menjelajahi berbagai spot mancing yang tidak hanya mempesona, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki Teluk Mamuju,” katanya, sambil mengingat momen-momen tawa dan kehangatan yang tercipta di antara tim.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan memancing bukan sekadar untuk mencari ikan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut. “Setiap kail yang kami lemparkan merupakan pengingat akan tanggung jawab kita sebagai penjaga sumber daya laut. Kami harus memastikan bahwa perairan ini tetap kaya dan berkelanjutan,” ujarnya dengan nada serius.
Senada dengan pernyataan Pj Bahtiar , Dr. Suyuti juga menekankan pentingnya karang buatan dalam mendukung ekosistem laut. “Betul apa yang disampaikan Gubernur tadi bahwa karang buatan yang nanti akan kita tambah jumlahnya, dapat meningkatkan sebaran habitat bagi berbagai spesies ikan dan organisme laut yang ada. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat keanekaragaman hayati di perairan kita,” tambahnya.
Saat mengingat kegiatan tersebut, Dr. Suyuti juga menyampaikan harapannya untuk pengembangan sektor pariwisata berbasis mancing. “Teluk Mamuju memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi destinasi wisata mancing yang terkenal. Jika kita mengelolanya dengan baik, kita tidak hanya akan menarik pengunjung, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal,” jelasnya, dengan semangat yang jelas terlihat di wajahnya.
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dapat terjalin semakin erat. “Kami siap memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan potensi ini. Namun, semua pihak harus terlibat. Mari kita bersama-sama menjaga dan memanfaatkan keindahan ini dengan bijaksana,” ajaknya.
Hari tengah menjelang sore, rombongan memutuskan untuk kembali. Dengan hati yang penuh rasa syukur, mereka meninggalkan teluk yang telah menyuguhkan pengalaman tak terlupakan. Dalam perjalanan pulang, harapan akan masa depan kelautan Sulawesi Barat membara di hati masing-masing, seiring dengan janji untuk terus menjaga dan merawat kekayaan alam yang dimiliki.
Teluk Mamuju bukan hanya sekadar lokasi mancing; ia adalah tempat di mana jiwa-jiwa saling berhubungan, di mana kisah-kisah persahabatan terukir, dan di mana cinta terhadap alam dipupuk. Momen ini menjadi bagian dari sejarah, sebuah jejak langkah yang menunjukkan betapa pentingnya melestarikan keindahan yang ada, demi generasi penerus kita.