humasDKP – (Day’s 3), Melanjutkan arahan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sulawesi Barat (Dr. Suyuti Marzuki,S.Pi.,MT.,M.Sc), Rombongan petambak garam beserta tim pendamping dari penyuluh perikanan KKP dan DKP Prov. Sulbar melanjutkan kunjungan ke Desa Tejakula, Kab. Buleleng Bali.
Adalah Kelompok “Laut Bali” yang menjadi objek kunjukan ketiga kali ini (Minggu,25/02/2024). Laut Bali merupakan salah satu kelompok produksi dan sekaligus pengolah garam yang sudah berhasil mengembangkan usaha penggaramannya.
Di tempat ini rombongan banyak memperoleh informasi dari pemilik usaha, Bapak Made Widyana yang merupakan penanggung jawab Laut Bali membeberkab perihal bagaimana strategi untuk memproduksi garam yang meskipun masih diproses secara tradisional tetapi mampu menghasilkan garam yang bernilai ekspor. Menurutnya kunci yang harus dimiliki adalah memiliki ciri atau karakteristik sendiri dari garam hasil produksi. Ada 4 jenis garam berdasarkan bentuk dan ukuran yang diproduksi oleh kelompok ini yaitu garam super, snow, dice dan piramida, yg memiliki keunikan dan kegunaan masing-masing.
Pak Made menjelaskan bagaimana proses pengolahan garam dimulai dengan mempersiapkan media pengolahan dengan mencampurkan tanah kebun dan lumpur sungai dengan komposisi 80% tanah dan 20 % lumpur sungai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mineral yang terkandung pada garam.
Menurutnya, garam yang dihasilkan menitikberatkan pada kualitas produk sehingga memiliki nilai jual yang berbeda dibandingkan dengan garam yang lain. Sebagai contoh garam piramida dihargai 5.000/buah atau 330.000/ kg, yang diekspor ke Jepang, Hongkong, USA dan beberap negara lainnya.
Menutup kegiatan hari ini, Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Produk KP DKP Sulbar (Iqbal Mustakim,S.Pt) mendorong para petambak yang ikut untuk mengadopsi ilmu sebanyak-banyaknya terutama dalam hala pembentukan kelembagaan atau kelompok yang punya legalitas dan manajemen usaha sehingga mendapatkan banyak mitra dalam menjalankan usahanya masing-masing.
