Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat
Perkembangan Harga Komoditas Perikanan di Sulawesi Barat

Perkembangan harga komoditas perikanan di Provinsi Sulawesi Barat selama bulan Juni 2025 menunjukkan dinamika harga yang bervariasi antar jenis ikan.

1. Perkembangan Mingguan (Week to Week)
Berdasarkan data mingguan bulan Juni 2025, terjadi fluktuasi harga pada komoditas ikan. Harga Bandeng relatif stabil di kisaran Rp32.000 hingga Rp33.000. Kembung juga menunjukkan kestabilan, ditutup di Rp37.538 setelah sempat menurun di minggu ke-2. Namun, terdapat penurunan tajam pada harga Cakalang dan Tongkol. Harga Cakalang anjlok dari Rp29.867 menjadi Rp24.091 (turun 19,3%), sedangkan Tongkol turun dari Rp28.133 menjadi Rp19.500 (turun 30,7%) dalam empat minggu. Penurunan harga ini dapat memberikan dampak deflasi mingguan khususnya pada kelompok ikan segar, meskipun komoditas lain seperti Layang justru mengalami kenaikan harga yang moderat (naik dari Rp34.533 ke Rp36.154). Secara umum, tekanan inflasi pada minggu ke-4 Juni cenderung melemah akibat penurunan harga ikan pelagis seperti Tongkol dan Cakalang.

2. Perkembangan Bulanan (Month to Month)
Dibandingkan bulan Mei 2025, terjadi kenaikan harga pada Bandeng, Kembung, dan Layang. Kenaikan tertinggi terjadi pada ikan Kembung, dari Rp28.225 menjadi Rp37.168, atau naik sebesar 31,6%, yang memberikan tekanan inflasi cukup kuat pada kelompok ini. Bandeng mengalami kenaikan 2,5%, dan Layang naik 11,3%. Di sisi lain, harga Cakalang turun 21,2% dan Tongkol turun signifikan sebesar 37,5%. Meskipun beberapa komoditas naik, penurunan tajam dua komoditas utama ini menyebabkan tekanan inflasi pada kelompok ikan menjadi relatif netral atau bahkan deflasi, tergantung bobot konsumsi dan distribusi masing-masing komoditas di pasar konsumen.

3. Perkembangan Tahunan (Year on Year)
Jika dibandingkan dengan Juni tahun sebelumnya (Juni 2024), sebagian besar komoditas menunjukkan tren kenaikan harga. Bandeng naik 13,2%, Cakalang naik 2,2%, Layang naik 4,7%, dan Tongkol naik 9,3%. Kenaikan ini mencerminkan adanya peningkatan biaya produksi, distribusi, atau permintaan masyarakat. Namun, harga Kembung justru turun tipis sebesar 1,9% secara tahunan, yang mengindikasikan pasokan yang cenderung terjaga. Secara umum, pergerakan tahunan ini mencerminkan tekanan inflasi tahunan yang moderat pada kelompok perikanan, yang dapat berkontribusi terhadap inflasi umum jika tidak diimbangi oleh stabilitas harga bahan pangan lainnya.

Kesimpulan
Fluktuasi harga mingguan menunjukkan potensi deflasi dari komoditas pelagis besar seperti Tongkol dan Cakalang. Namun, lonjakan harga Kembung secara bulanan tetap menjadi perhatian karena kontribusinya terhadap konsumsi rumah tangga. Secara tahunan, meskipun terjadi inflasi ringan, kenaikannya masih dalam batas wajar.

By Dinas Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat

Wordpress Social Share Plugin powered by Ultimatelysocial
YouTube
Instagram
Tiktok